Aci Pecaruan Muu Muu Desa Adat Bugbug, Netralisir Pengaruh Buruk Alam

DESA ADAT BUGBUG – Dalam lontar Pengaci Aci Desa Adat Bugbug menyebutkan, Aci Pecaruan Muu Muu Desa Adat Bugbug dilaksanakan setiap setahun sekali pada Tilem Sasih Kapitu nuju Kajeng, tahun ini dilaksanakan pada Selasa 12 Januari 2021, yang sekaligus bertepatan saat hari Suci Siwa Ratri.

Persiapan Sarana dan Prasarana

Diawali dengan membuat perlengkapan pecaruan oleh Baga parhyangan Desa Adat Bugbug (DAB) di bantu oleh ancangan desa seperti Luput, kasinoman serta Prajuru Dulun Desa.

Dalam proses pembuatan sarana Pecaruan yang tergolong tingkat Madya ini, juga memakai baburonan suku pat atau binatang berkaki empat sebagai sarana caru korban suci yakni Godel Blang Butuan (anak sapi jantan berwarna kemerahan) dan Kuluk blang bungkem butuan (Anjing jantan berwarna kecoklatan), disertai dengan nasi Gunung Agung (nasi tumpeng besar), bebantenan lainnya dan perahu kecil berbahan kaloping (pembungkus buah kelapa yang sudah kering) yang bermakna sebagai penghormatan dan pengantar roh korban suci binatang yang dipakai sarana agar saat reinkarnasi nanti menjelma menjadi mahluk yang lebih sempurna.

Setelah semua sarana dan prasarana upacara Aci Pecaruan Muu Muu lengkap selanjutnya puncak prosesi upacara dilaksanakan di area pamuduan sebagai lokasi Catus Pata Desa Bugbug.

Tujuan Dilaksanakan Aci Mecaru Muu Muu di Bugbug

Diceritakan bahwa saat terbentuknya alam ini Kekuatan unsure posiitf (kebaikan) dan kekuatan unsure negative (keburukan) ikut berdampingan mengiringi kehidupan manusia. Namun seiring perkembangan jaman pada kehidupan manusia, ternyata kekuatan negative ini lebih dominan menguasai pikiran mahluk Tuhan yang paling sempurna ini.

Untuk itu tujuan dilaksanakannya tradisi Muu Muu ini adalah Nyomia Buta Kala yang merupakan simbol dari unsur Negatif alam atau bertujuan menetralisir pengaruh buruk alam agar tercipta ketentraman kehidupan umat manusia pada umumnya dan khususnya ketentraman dan kedaiaman masyarakat di Desa Adat Bugbug. Sehingga Bhuana Agung dan Bhuana Alit menjadi seimbang.

Karena dengan yadnya yang tulus dan iklas akan mengembalikan kekuatan unsur positif agar mendominasi pikiran manusia. Sehingga tujuan mulia Tri Hita Karana yakni keharmonisan hubungan antara Tuhan dengan manusia, manusia dengan sesamanya serta manusia dengan alamnya tetap terjalin harmonis.

Dalam prosesi Aci Pecaruan Muu Muu ini dipuput oleh Pemangku yang ditugaskan, dihadiri para pemangku lainnya, Prajuru Dulun Desa adat, Luput, Kasinoman, Undagi desa serta Prewayah. (TIM/DAB)

Sumber : Baga Parhyangan Desa Adat Bugbug
Editor : Tim Digital Internet dan Publikasi DAB

Open chat
1
Scan the code
Hello 👋
Can we help you?